
Trenbola – Mantan bintang Timnas Indonesia, Andik Vermansyah, mengungkapkan kekecewaannya terhadap jalannya pertandingan lanjutan Liga 2 melawan PSPS Pekan baru yang dinilai tidak adil.
Pemain berusia 33 tahun itu merasa seperti “wayang” dan menyebut Liga 2 musim ini bobrok, serta menyoroti PT Liga Indonesia Baru (LIB) dan Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, melalui unggahan Instagram stories-nya.
Laga Sengit dan Hujan Kartu
Pertandingan yang berlangsung di Stadion Kaharuddin Nasution, Pekanbaru, pada Selasa (11/2/2025) itu berakhir dengan kemenangan tipis 1-0 untuk PSPS Pekanbaru.
Gol tunggal dicetak oleh Noriki Akada pada menit ke-72 setelah memanfaatkan umpan silang dari Muhammad Fardan Harahap.
Selain tensi tinggi, pertandingan ini juga dihiasi oleh banyak kartu yang dikeluarkan wasit.
Dari kubu PSPS, tujuh pemain mendapat kartu kuning, termasuk Erlangga Setyo Dwi Saputra yang diganjar dua kartu kuning dan akhirnya keluar dengan kartu merah di menit ke-86.
Sementara itu, tiga pemain Persiraja juga menerima kartu kuning.
Beberapa keputusan wasit dalam pertandingan ini dianggap merugikan Persiraja, yang membuat para pemain dan suporter kecewa.
Andik Vermansyah menjadi salah satu yang secara terbuka mengungkapkan kekecewaannya di media sosial.
Andik Vermansyah: “Merasa Jadi Wayang”
Setelah kekalahan tersebut, Andik Vermansyah mengunggah pernyataan emosional di Instagram stories-nya. Dalam unggahannya, dia menulis:
“Jadi pemain bola pro 2008 sampai sekarang main bola kayak jadi wayang, @pt_lib @pssi @erickthohir. Liga (2) bobrok.”
Unggahan ini menunjukkan ketidakpuasan Andik terhadap sistem dan kepemimpinan di Liga 2. Ia merasa bahwa kompetisi ini tidak berjalan dengan adil dan mempertanyakan kredibilitas penyelenggara liga.
Dampak Kekalahan Persiraja
Hasil kekalahan ini membuat Persiraja Banda Aceh hanya mengoleksi 6 poin di Grup X dan dipastikan gagal promosi ke Liga 1 musim depan.
Sebaliknya, PSPS Pekanbaru yang mengoleksi 9 poin masih memiliki peluang untuk naik kasta, bersaing dengan PSIM Yogyakarta yang memimpin grup.
Kekecewaan mendalam tentu dirasakan oleh para pemain dan pendukung Persiraja, terutama karena mereka harus menghadapi dugaan ketidakadilan dalam pertandingan yang sangat menentukan.
Kontroversi dalam sepak bola Indonesia bukanlah hal baru, dan insiden yang melibatkan Andik Vermansyah di Liga 2 2024-2025 kembali menyoroti masalah kepemimpinan dan wasit dalam kompetisi nasional.
Pernyataan keras Andik menunjukkan bahwa masih ada banyak pekerjaan rumah bagi PSSI dan PT LIB untuk memastikan kompetisi berjalan dengan profesional dan adil.
Dengan semakin banyaknya sorotan publik terhadap isu ini, diharapkan ada langkah konkret untuk meningkatkan kualitas sepak bola Indonesia ke depannya. Trenbola