Trenbola – Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menyoroti pentingnya pengelolaan akar rumput (grassroot) dalam pengembangan sepak bola Indonesia.
Menurutnya, aspek ini masih menjadi titik terlemah dalam ekosistem sepak bola nasional. Erick mengungkapkan hal ini saat menjadi tamu dalam siniar (podcast) di kanal YouTube The Haye Way yang dipandu oleh Neal Petersen.
Dalam kesempatan tersebut, Erick berdiskusi bersama Sekretaris Jenderal Federasi Sepak Bola Belanda (KNVB), Gijs de Jong.
Ia mengakui bahwa Belanda memiliki sistem pembinaan usia dini yang sudah terbukti sukses dan dapat dijadikan referensi bagi Indonesia.
Pentingnya Pengelolaan Grassroot untuk Masa Depan Sepak Bola Indonesia
Sepak bola merupakan olahraga paling populer di Indonesia, namun sistem pengelolaan akar rumput masih jauh dari kata ideal.
Erick menegaskan bahwa membangun ekosistem yang kuat sejak dini sangat penting untuk menciptakan pemain-pemain berkualitas di masa depan.
“Saya rasa itu (grassroot) salah satu titik terlemah dalam sepak bola Indonesia. Walaupun sepak bola adalah olahraga nomor satu, tapi dalam pemodelan akar rumput, ekosistemnya, menurut saya ini adalah sesuatu yang ingin kita pelajari,” ujar Erick.
Ia menambahkan bahwa keberhasilan Belanda dalam membangun sistem sepak bola mereka tidak terlepas dari investasi besar pada level grassroot.
Oleh karena itu, Erick berambisi untuk menerapkan metode serupa di Indonesia agar menghasilkan pemain-pemain berkualitas secara konsisten.
Belajar dari Sistem Pembinaan Belanda
KNVB dikenal memiliki sistem pengelolaan sepak bola usia dini yang sangat terstruktur. Dari akademi sepak bola hingga klub-klub lokal, semuanya memiliki jalur pembinaan yang jelas dan sistematis.
Erick melihat model ini sebagai referensi yang bisa diadopsi oleh Indonesia untuk memperbaiki kelemahan dalam pengembangan bakat muda.
“Mungkin kita bisa tiru apa yang mereka lakukan dan sukses di Belanda. Kami harus belajar,” ungkap Erick.
Ia menargetkan bahwa jika Indonesia bisa mulai menerapkan sistem yang lebih baik saat ini, dalam 15 tahun ke depan sepak bola Indonesia bisa mencapai kestabilan dan menjadi kompetitif di tingkat internasional.
Pengelolaan grassroot yang baik adalah kunci utama dalam menciptakan generasi emas sepak bola Indonesia. Erick Thohir menegaskan bahwa kelemahan dalam sistem pembinaan pemain muda harus segera diperbaiki dengan mencontoh negara-negara yang telah sukses, seperti Belanda.
Dengan langkah konkret dan komitmen jangka panjang, diharapkan dalam 15 tahun ke depan Indonesia bisa menghasilkan pemain-pemain berkualitas yang dapat bersaing di level internasional. Trenbola