Trenbola – Sepak bola Persewangi Banyuwangi kembali bergeliat setelah dua dekade mengalami masa vakum. Kabupaten yang terkenal dengan wisata alam dan budayanya ini kini kembali menjadi pusat perhatian pecinta sepak bola.
Klub legendaris, Persewangi Banyuwangi, yang pernah berjaya di pentas nasional, kini bangkit dan berjuang menapaki jalur kompetisi profesional. Bagaimana perjalanan dan strategi kebangkitan mereka? Berikut ulasannya.
Sejarah dan Kejayaan Persewangi Banyuwangi
Persewangi Banyuwangi adalah klub sepak bola kebanggaan masyarakat Banyuwangi yang pernah berlaga di Divisi 1 Liga Indonesia. Klub yang memiliki julukan Laskar Blambangan ini sempat vakum sejak tahun 2002 dan hanya bermain di sejumlah pertandingan non-liga.
Kini, setelah lebih dari 20 tahun, Persewangi kembali berlaga di Liga 4 PSSI Jatim 2024 dengan semangat baru.
Tidak hanya Persewangi, klub lain yang juga berbasis di Banyuwangi ikut meramaikan Liga 4, seperti Banyuwangi Putra, Mitra Bola Utama (MBU), Mitra Surabaya FC, dan Perseta Tulungagung.
Kehadiran klub-klub ini menandakan kebangkitan sepak bola di daerah yang dikenal dengan budaya khasnya.
Era Baru di Bawah Kepemimpinan Handoko
Pada 28 Agustus 2024, Persewangi resmi memiliki presiden baru, Handoko. Sebagai putra daerah, ia memiliki visi besar untuk membawa klub ini kembali ke puncak kejayaan.
Handoko menunjuk pelatih berlisensi AFC, Syamsudin Batola, untuk membimbing para pemain muda berbakat.
Menurut Handoko, Persewangi memiliki brand awareness yang kuat dan sudah dikenal luas. Hal ini menjadi alasan utama baginya untuk mengakuisisi klub ini.
Baginya, mengelola Persewangi bukan sekadar urusan sepak bola, tetapi juga bagian dari identitas budaya dan ekonomi masyarakat Banyuwangi.
Strategi Kebangkitan dan Identitas Baru
Handoko mengambil berbagai langkah strategis untuk mengembalikan kejayaan Persewangi. Salah satunya adalah melakukan rebranding dengan mengganti logo klub agar lebih mencerminkan identitas budaya Banyuwangi.
Logo baru ini mengusung motif gajah Oling, batik khas Banyuwangi yang juga menjadi simbol budaya Gandrung dan daya tarik wisata blue fire di Ijen.
Selain itu, Persewangi juga memperkuat tim dengan mendatangkan pemain berkualitas, termasuk beberapa jebolan Timnas Indonesia seperti Maldini Pali dan Rachmat Latief.
Dengan dukungan pemain-pemain berbakat, Persewangi sukses lolos dari grup AA dan kini melaju ke grup II Liga 4 PSSI Jatim 2024.
Duka dan Semangat Baru
Perjalanan Persewangi tidak selalu mulus. Klub ini sempat mengalami kehilangan besar setelah pelatih Syamsudin Batola meninggal dunia akibat kecelakaan.
Namun, semangat untuk bangkit tetap menyala. Handoko segera menunjuk pelatih baru, Alexander Saununu, yang memiliki strategi permainan setara dengan pendahulunya.
Keberhasilan Persewangi semakin terlihat setelah kemenangan dramatis mereka melawan Persedikab Kediri di Stadion Diponegoro Banyuwangi dengan skor 1-2. Kemenangan ini membuktikan bahwa Persewangi siap bersaing di level yang lebih tinggi.
Kebangkitan Persewangi Banyuwangi bukan hanya tentang sepak bola, tetapi juga tentang semangat masyarakat Banyuwangi untuk menghidupkan kembali kebanggaan daerah mereka.
Di bawah kepemimpinan Handoko, dengan strategi yang matang dan semangat tinggi, Persewangi berpotensi kembali menjadi kekuatan besar di dunia sepak bola Indonesia.
Masyarakat Banyuwangi diharapkan terus memberikan dukungan agar klub ini semakin berkembang dan mencapai kejayaan yang lebih tinggi. Trenbola