
Trenbola – Manchester United tengah mengalami fase transisi besar setelah bertahun-tahun hidup dalam bayang-bayang kejayaan di era Sir Alex Ferguson.
Setelah lebih dari satu dekade tanpa gelar Premier League, kepemimpinan baru di bawah INEOS berupaya melakukan perubahan signifikan untuk membawa Setan Merah kembali ke puncak sepak bola Inggris dan Eropa.
Namun, keputusan mereka yang tampaknya ingin menghapus jejak Ferguson dari klub menimbulkan banyak kontroversi.
Perubahan Besar di Bawah INEOS
Kedatangan INEOS sebagai pemegang kendali baru di Manchester United membawa kebijakan ketat dalam upaya pemulihan keuangan klub.
Salah satu langkah yang diambil adalah pemutusan hubungan kerja dengan 250 staf klub pada Oktober lalu, termasuk penghentian peran Sir Alex Ferguson sebagai duta global dengan gaji £2,16 juta per tahun.
Bahkan, menurut laporan The Mirror, sekitar 200 staf tambahan kemungkinan akan terkena dampak dalam waktu dekat.
Selain efisiensi keuangan, INEOS juga memangkas departemen scouting dengan beralih ke pendekatan berbasis data dan analisis statistik.
Langkah ini bertolak belakang dengan cara Ferguson mengelola klub di masa lalu, yang lebih mengandalkan jaringan pencari bakat global.
Para petinggi United, termasuk Direktur Olahraga INEOS Sir Dave Brailsford, dikabarkan lelah mendengar kisah sukses Ferguson dan ingin klub sepenuhnya berfokus pada masa depan.
Sir Alex Ferguson Disalahkan?
Beberapa pihak dalam manajemen United bahkan menyalahkan Ferguson atas keterpurukan klub setelah 2013.
Mereka beranggapan bahwa legenda asal Skotlandia tersebut gagal beradaptasi dengan metode pelatihan modern dan sistem scouting berbasis data, sehingga menyebabkan United tertinggal dari para rival seperti Manchester City dan Liverpool.
Seorang sumber dalam klub mengungkapkan bahwa INEOS tidak ingin terus dikaitkan dengan masa lalu. Mereka enggan menerima gagasan bahwa ada pelajaran yang bisa dipetik dari era Ferguson dan ingin sepenuhnya bergerak maju.
Situasi Manchester United di Era Ruben Amorim
Meskipun Ferguson tidak lagi menjabat sebagai duta klub, ia masih berstatus sebagai direktur non-eksekutif dan terlihat hadir dalam pertandingan Manchester United saat bermain imbang 2-2 melawan Everton di Goodison Park.
Saat ini, United tengah berjuang di bawah asuhan Ruben Amorim, yang menggantikan Erik ten Hag pada November lalu.
Dalam 22 pertandingan, Amorim mencatatkan 9 kemenangan, 4 hasil imbang, dan 9 kekalahan. Usai pertandingan melawan Everton, Amorim mengungkapkan ketidakpuasannya terhadap performa tim.
“Kami butuh tiga poin, bukan satu. Kami terlalu lembek dan kehilangan bola tanpa tekanan,” ungkapnya kepada TNT Sports.
Ketika ditanya tentang bagaimana meningkatkan konsistensi tim, Amorim dengan jujur menjawab, “Saya tidak tahu. Jika saya tahu, saya akan langsung mengubahnya.”
Manchester United menghadapi tantangan besar dalam membangun era baru tanpa bayang-bayang kejayaan masa lalu.
INEOS mengambil langkah drastis dengan memutuskan hubungan dengan beberapa elemen bersejarah klub, termasuk peran Sir Alex Ferguson.
Sementara itu, Ruben Amorim masih berjuang menemukan formula yang tepat untuk mengembalikan United ke jalur kemenangan.
Masa depan Manchester United kini berada di tangan kepemimpinan baru. Apakah keputusan INEOS untuk benar-benar meninggalkan warisan Ferguson akan membawa dampak positif atau justru menjadi bumerang? Hanya waktu yang bisa menjawab. Trenbola