Trenbola – Mantan pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, secara resmi meninggalkan Indonesia pada Minggu (26/1/2025) malam WIB.
Keberangkatannya melalui Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta disambut haru oleh ratusan suporter yang datang untuk memberikan penghormatan terakhir.
Mereka berbondong-bondong hadir guna mengucapkan terima kasih atas dedikasi Shin selama menangani Timnas Indonesia.
Atmosfer penuh emosi tampak di bandara, di mana para pendukung Garuda mengibarkan spanduk dan meneriakkan nama Shin Tae-yong sebagai bentuk apresiasi atas kerja kerasnya selama beberapa tahun terakhir.
Namun, di balik perpisahan yang mengharukan ini, absennya perwakilan PSSI menjadi sorotan utama, baik oleh para suporter maupun media internasional.
Media Korea Selatan Soroti Sikap PSSI
Media Korea Selatan, Star News Korea, menyoroti sikap PSSI yang dianggap kurang menghargai peran besar Shin Tae-yong dalam perkembangan sepak bola Indonesia.
Dalam laporannya, media tersebut menyebutkan bahwa meskipun ratusan suporter memberikan penghormatan, PSSI justru tidak menunjukkan tanda-tanda apresiasi terhadap pelatih asal Korea Selatan tersebut.
“‘Terima kasih, pelatih Shin Tae-yong’. Ratusan penggemar Indonesia berkumpul! Sementara itu, Persatuan Sepak Bola Indonesia bersikap kasar hingga akhir. Tidak ada kado perpisahan,” tulis Star News Korea dalam laporannya.
Ketiadaan perwakilan PSSI di bandara memperkuat dugaan bahwa hubungan antara Shin Tae-yong dan federasi mengalami ketegangan menjelang akhir masa jabatannya.
Hal ini tentu menimbulkan kekecewaan, terutama di kalangan suporter yang menilai bahwa PSSI seharusnya memberikan penghormatan lebih kepada sosok yang telah berjasa besar bagi Timnas Indonesia.
Bertemu Menpora Sebelum Pulang
Meski tidak mendapat sambutan dari PSSI, Shin Tae-yong tetap mendapatkan apresiasi dari pemerintah Indonesia. Sebelum bertolak ke Korea Selatan, ia bertemu dengan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI, Dito Ariotedjo.
Dalam pertemuan tersebut, Menpora memberikan oleh-oleh berupa kain batik sebagai tanda penghormatan dan kenang-kenangan dari Indonesia.
Salah satu asistennya, Yoo Jae-hoon, mengungkapkan rasa terima kasih atas perhatian dari Menpora, meskipun secara tersirat menyindir ketidakhadiran PSSI.
“Kami bertemu dengan Pak Menpora sebelum berangkat ke bandara. Kami mendapatkan oleh-oleh dari Pak Menpora, seperti batik Indonesia,” ujar Yoo Jae-hoon. Ia pun menambahkan dengan senyum, “Tidak ada oleh-oleh dari PSSI.”
Istirahat Sejenak, Cinta untuk Indonesia
Setelah melalui periode yang penuh tekanan dalam menangani Timnas Indonesia, Shin Tae-yong mengungkapkan bahwa dirinya ingin fokus beristirahat bersama keluarganya di Korea Selatan.
Saat ini, ia belum memikirkan tawaran dari klub atau tim lain dan memilih menikmati waktu bersama orang-orang terdekatnya.
“Sekarang sedang ada hari raya besar di sana, lalu saya juga kelelahan. Saya ingin istirahat dulu di sana,” ujar sang mantan pelatih Timnas Indonesia kepada awak media sebelum keberangkatannya.
Meski meninggalkan Indonesia dengan sedikit rasa penyesalan, Shin Tae-yong menegaskan bahwa cintanya terhadap negara ini tetap kuat.
“Meskipun harus kembali dengan rasa sedikit menyesal, saya mencintai Indonesia, dan akan terus mencintainya. Terima kasih,” tandasnya.
Perpisahan Shin Tae-yong dengan Timnas Indonesia menjadi momen yang penuh emosi bagi para suporter, tetapi juga meninggalkan catatan miris akibat absennya PSSI dalam memberikan penghormatan terakhir.
Meskipun begitu, Shin tetap mendapatkan apresiasi dari Menpora RI, yang memberinya kenang-kenangan sebelum kembali ke Korea Selatan.
Kepergian Shin Tae-yong menandai akhir dari sebuah era bagi Timnas Indonesia. Terlepas dari kontroversi yang terjadi, kontribusinya terhadap perkembangan sepak bola nasional tidak dapat diabaikan.
Kini, para pendukung Garuda hanya bisa berharap agar Timnas Indonesia terus berkembang dan menemukan pelatih yang dapat melanjutkan fondasi yang telah dibangun oleh Shin Tae-yong. Trenbola